Rabu, 21 Agustus 2013

Fenomena Halo Matahari

Siang tadi, diatas tempat tinggal saya, Kamal Madura, telah terjadi fenomena alam Halo Matahari, dan ini mungkin bisa disaksikan oleh sebagian besar masyarakat Jatim. Saya belum mendapat informasi dibelahan bumi mana saja fenomena halo matahari pada hari ini bisa disaksikan.

Halo matahari hari adalah kejadian alam, yang dijadikan mitos bagi sebagian masyarakat, terutama oleh masyarakat Indonesia tetapi sebenarnya ada penjelasan secara ilmiah juga pada fenomena itu.
Banyak masyarakat yang berpendapat jika halo matahari terjadi disalah satu wilayah, itu merupakan suatu pertanda bahwa di wilayah itu akan terjadi bencana besar. Pendapat miring tersebut didasarkan dengan adanya pengalaman yang pernah terjadi sebelumnya dibeberapa tempat, salah satunya adalah seperti bencana tsunami yang terjadi di Padang beberapa waktu silam, mitos yang beredar menyebutkan “kemunculan cincin matahari atau Halo matahari serupa sehari sebelum gempa 7,9 Skala Richter (SR) pada 30 September 2009. Dimana saat itu terjadi gempa yang disusul tsunami di Padang (Nias) dengan membawa korban yang tidak sedikit, baik materi maupun nyawa manusia. (dikutip dari www.tribunnews.com).

Secara ilmiah, halo Matahari merupakan fenomena astronomis dan meteorologis yang biasa. Banyak orang terpesona dengan fenomena ini sehinga mengamati halo matahari dengan mata telanjang. Padahal mengamati matahari langsung bisa menyebabkan retina terbakar.  fenomena halo Matahari terjadi karena pembiasan kristal es yang berada di sekitar Matahari yang membentuk semacam pelangi. hal ini bukan sebuah hal yang luar biasa, namun ini hanyalah hal biasa yang kerap terjadi bila habis turun hujan atau saat musim hujan.

Menurut Bambang Setiahadi, peneliti dari Stasiun Pengamatan Matahari Watukosek yang tercakup dalam Stasiun Pengamatan Dirgantara Lapan di Watukosek, Jawa Timur, halo yang terlihat melingkari Matahari tersebut sebenarnya merupakan hasil pembelokan cahaya Matahari oleh partikel uap air di atmosfer.
Jadi, pada musim hujan ini partikel uap air ada yang naik hingga tinggi sekali di atmosfer. Partikel air memiliki kemampuan untuk membelokkan atau membiaskan cahaya Matahari Fenomena itu sebenarnya sama saja dengan proses terbentuknya pelangi pada pagi atau sore hari setelah hujan. Menurut Bambang, lengkungan pelangi sering terlihat di bagian bawah cakrawala karena partikel uap air yang membelokkan cahaya Matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer. Di sisi lain, pada pagi atau sore hari Matahari pun masih berada pada sudut yang rendah. “Pada posisi yang miring ini, kemampuan partikel air membiaskan cahaya lebih besar, sehingga warna-warna yang muncul juga lebih lengkap,” jelasnya.

Pada siang hari, saat Matahari pada posisi tegak lurus terhadap Bumi, kemampuan pembelokan cahaya menjadi rendah sehingga warna yang terlihat sangat terbatas. “Warnanya terlihat gelap karena pandangan ke arah Matahari juga terhalang debu. Kalau pada pagi hari, saat udara masih bersih, yang tampak adalah warna kemerahan,” kata Bambang. Tidak mengherankan bila fenomena halo ini juga hanya terlihat pada siang hari, sekitar pukul 12.00-1300. Selain itu, sama seperti pelangi, fenomena halo juga hanya bisa disaksikan pada musim hujan.

“Nanti setelah musim hujan berakhir, tak ada lagi halo maupun pelangi. Soalnya, di atmosfer sudah tidak ada lagi uap air,” ujarnya. (dikutip dari Kompas 4-maret-2007 )  sumber : http://www.google.com

Nah, jadi Halo Matahari tidak ada sangkut pautnya dengan mitos yang menganggap bahwa fenomena ini terkait dengan akan terjadinya suatu bencana, sekalipun itu pernah terjadi mungkin saja itu hanya suatu kebetulan belaka.
Sumber: dari berbagai sumber 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar