Kamis, 16 Mei 2013

PKS tidak akan Mati

Saya bukan kader PKS (Partai Keadilan Sejahtera), namun dari dulu saya simpati dengan PKS hingga sekarang. Prolog ini perlu saya tulis karena khawatir saya dituduh menjadi sangat subyektif terhadap PKS karena orang PKS.

Ketika PKS, yang awalnya bernama Partai Keadilan (PK), muncul dalam kontestasi pemilu 2004 saya sama sekali tidak tertarik dengan kehadirannya. Namun, saat mulai mengamati pergerakan partai tersebut, simpati itu mulai tumbuh. Seandainya tidak ada larangan bagi seorang PNS untuk terlibat secara aktif dalam partai politik maka saya tertarik untuk bergabung ke dalam PKS. Tapi karena saya seorang PNS, maka saya hanya bisa melihat dari jauh segala dinamika partai dakwah ini.

Saat partai ini, sekarang dihujat habis-habisan oleh masyarakat karena elit partai terseret kasus dugaan suap kuota impor daging sapi, saya jadi mengelus dada. Saya masih belum yakin Ustadz Lutfi tersangkut kasus itu. Memang tidak ada manusia yang sempurna, namun keyakinan saya bahwa politisi PKS adalah orang-orang yang taat pada perintah Allah SWT hingga kini belum bergeser. Bila Ahmad Fathanah adalah benar-benar kader PKS, saya yakin dia tidak akan melakukan ini semua.

Saya masih yakin bahwa kader PKS masih solid. Dan akan semakin solid menghadapi gempuran yang dilakukan secara sistematis oleh orang-orang yang tidak menyukai PKS. Bila ada pengamat yang memprediksi bahwa PKS akan "habis" pada pemilu 2014, maka prediksi itu akan sulit terbukti. Kader setia PKS tidak akan lari dari PKS dan akan bahu membahu memperbaiki citra partai. Dan bila ternyata ustadz LHI tidak terbukti menerima uang suap dalam proses peradilan, maka PKS akan semakin eksis. Saya juga masih yakin, kasus suap impor daging tidak akan membuat PKS mati.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar